27.9.11

Puisi-puisi Adrian Djuanda

Puisi-puisi bang Andha alias Adrian Djuanda ( Makassar ), banyak nasehat dan pelajaran yang wie dapat dari abang yang satu ini...


PURI MENTARI BIANGLALA HATI
"HBD bagi DAK"

Engkau
yang bercerita tentang pelangi dan senja
pada warna pudar di kusami takdir;
Hitam dalam putih.

Hasrat
yang luruh di ujung bianglala
persembahkan dilema di simpang langkah;
Asa dalam beda.

Rindu
yang menggelinjang di penuh gelisah
kau tangkup luka, kau palsu reka;
Jerit dalam sumringah.

Pada cerita apa lagikah yang masih bisa sesapkan airmata
masih bisa redakan tangis, masih bisa dinginkan perih?

Engkau, wahai.
Bangkitlah mentari dari segenap biru !
Bangkitlah mentari dari segenap rindu !
Bangkitlah mentari dari pudar puri bianglala !

Jerit burung malam merobek langit hening di angkasamu
Ketika setangkup munajat serenta mengukuh setabah karang.

Jubah jingga melambai.
Mimpi-mimpi semu terburai.
Segenap perjalanan menghimpun debu.
Ke atas altar persembahan kepasrahan.

Ikhlas
Kau awali hari di jejak langkah
Ketenangan jiwa keyakinan utuh;
Penuh seluruh.

Esok.
Embun dan luruh lelawa di gerbang fajar
Menyibak menyongsong mentari;
Bagi hati.

Hari Ultahmu, 08.06.2010.
By. Adrians Juanda




KEPERGIAN

1/
duka membuka di ini ketika
lembar usang sibakkan kelopak penghabisan
ada bening menggantung
dan pandangmu mengabur
pada bayang sesosok puisi
menjauh, semakin samar

sejenak tertunduk
wajahmu lantas tengadah
coba mereguk cakrawala
ke lindap sukma

ada asa terlindas rasa
doa diberangus dosa

angin menghunjam
cuaca menggumpal
bibir menggumam
selamat tinggal


2/
aku masih ingin merangkai aksara
ketika langkahmu meninggalkan
setumpuk kata

sajak yang aku rangkai
dan kusebut bingkai
tak pelak kau bengkalai
dan kausebut bangkai

maka kau sebut apakah
ruh puisi dari perasan rasa
yang kurangkai dalam bingkai
dan kusebut cinta?

Makassar, 21082011




LAUT

Biru semu memaya langit
hanya canda camar mencumbu pucuk ombak
buih putih, sejenak membuncah
sudah itu lampus, punah.

Masih kaualirkan hasrat
pada hilir, kemana segala bangkai bermuara?
Masih kausandarkan semangat
pada laut, kemana segenap sampah nelangsa?

Langit maya membiru laut semu
hanya mainan caya pada senda sebelum senja
bias pias, sejenak berpendar
sudah itu pupus, pudar.

Kau akui
pada kauku.

Andha
Kariango, 19062010




Wujud Tanpa Wajah, Muramkah ?
(engkau tahu, ini khusus untukmu)

aku masih ingin merangkai aksara
ketika langkahmu meninggalkan
setumpuk kata

mugiwara berlayar kelam
di tanganmu kembang meski matamu lebam
selayak ombak sesuara suram
sedakar karang segala kau pendam
210811


Semoga Engkau Damai

aku yakin di sana arwahmu tersenyum
melihat lebaran, yang seharusnya menjadi iedul fithri
kali ini, justru memasang tarif yang begitu mahal.

ya, maaf kalau aku sedikit cemburu.
220811



Selintas Siang

seperti selembar kenangan
seperti cerita tentang daun jendela
yang engkau bisikkan di telinga tua
punggung pegunungan

senja menyisakan jingga
bagai hari-hari kemarin
230811



Ode

denting dawai
senandung sukma

lambai rambutmu
nyanyian rindu
230811



Kemanakah Rasa Iba

ketika agustus di sebuah republik menuju kulminasi dua arah; harga kemerdekaan menukik ke titik termiskin, sedang pada lintasan lain, harga ramadhan dan lebaran yang mestinya fithri, justru membumbung ke titik tak terjangkau.

ayolah, berapa banyak diantara kita yang tidak mencemaskan tehaer? kenapa?
oalah ....
230811



Masih

aku menoleh kepadamu
dan masih begitu
bergumul dengan ragu
kaulihat, senyumku masih untukmu
230811



Perburuan

pada dua dunia
langkah terpuruk

sunyi hitam cahaya
wajah muram jelaga

kehidupan berjalan
di atas bumi berlari

pada maya
lintang pungkang

1/
remunerasi, kaji ulang

2/
ctrl-alt-del, format ulang
230811



Ziarah #5

berdiri di sisi gundukan merah
penciumanku diseruput wangi tanah basah
di sini, sebuah prasasti menancapkan nisan
hitam kesetiaan

Mksr, 23082011




Akan Kuingat

lekuk wajah rona
ditelan suara
beringas kota

senja dan kepak camar
suara angin luruh
telah lama terlupa

dukamu terpendam
sediam karang
kasih, akan kuingat

Mksr, 250811

Tidak ada komentar:

Posting Komentar